Kisah Cinta 3 Kuda Laut

Day 2,360, 08:56 Published in Indonesia Indonesia by Rif of Dream

(Judul by koeprets)

bangwendisme...


Cupi

Anomali, ya salah satu hal yang sulit dijelaskan namun menjdi kebenaran dalam dunia ini. Sebuah hal yang keluar dari kewajaran, laiknya air yang mengembang kala didinginkan antara 4 sampai dengan -4 derajat Celcius, ya, mungkin itulah aku, tidak kami. Aku dan dia, sebuah anomali dalam kehidupan, mungkin kalian akan menganggap itu sebagai sebuah cela, namun tidak bagi kami, paling tidak kami telah berani jujur dan mengakui diri kami apa adanya, bagaimana dengan kalian?

Aku mencintainya dengan segala cinta yang kumiliki. Aku tahu itu cinta karena ketika ia ada. tak perlu kata-kata, kau akan tahu bahwa itu cinta hanya dengan melihatnya. ia akan langsung masuk ke hati mu bersemayam disana dan tak akan membiarkan ada sesuatu yang lain masuk ke dalam sana. saat pertama kali melihatnya dia telah masuk ke dalam ruang terdalamku, ruang yang aku sendiri belum pernah memasukinya.Kami selalu bersama bahkan sejak menjadi nubie, aku tahu segalanya tentang Vandeput. Dia seorangyang cerdas dan ceria, dia juga terkadang menunjukan ke akuannya dengan sedikit selfish dan sarkastik. Kita bersama mengukir pengalaman, mengukir persahabatan yang kini kurasa telah berubah adanya.
Kami selalu berlari bersama waktu hujan, merasakan setiap tetesannya, menghirup bau tanah yang basah, serta menari diatas suara gemericik air. Aku yakin Vandeput punya perasaan yang sama terhadapku, kita memang sudah ditakdirkan untuk bersama selamanya.

Hanya saja aku belum menyatakan apa yang kurasakan terhadapnya, maka dari itulah aku harus memulainya. Aku akan menyatakan perasaanku padanya. Tetapi, akhir-akhir ini ada yang berubah pada diri Vandeput. Dia bilang “hujan itu mendung, ia berwarna kelabu, Warna sendu.”

Apa yang kau harapkan dari cinta? Kebahagiaankah, kasih sayang Atau perhatian? Bagaimana kalau yang akan kau dapatkan adalah kebalikannya? Apakah kau akan tetap memanggilnya cinta? Atau kau akan memanggilnya benci? Aku akan tetap memanggilnya cinta, walaupun ia menyakiti, walaupun ia pergi dan walaupun ia tak dapat kumiliki.


Vandeput

Cupi, Aku ingin mengatakan padamu, sehingga tak ada lagi yang harus aku tutup-tutupi. Aku ingin terbuka.. Ya! Aku ingin mengungkapkan segala yang ada. Akan tetapi aku takut…aku takut melukai perasaan seseorang yang telah menyayangiku. Aku benar-benar tak ingin menyakitinya, Menyakitimu.

Ketika aku membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian. Kamu datang memberikan segala yang kubutuhkan. Rasa cinta, kasih sayang dan curahan perhatian. Aku seakan mendapatkan telaga kasih sayang di tengah padang gersang. Aku tahu, ketika kita terpisahkan oleh jarak, rasa itu semakin besar adanya. Rasa yang kita ciptakan melalui hati ini, melalui detak jantung kita yang seirama.

Cupi, aku mencintaimu, tetapi kau berubah. Kini kau lebih sering membatasiku, kau mulai membatasi semua yang kulakukan, semua yang kusuka kau larang. Sekarang kau bukan lagi pendukungku, bagiku, kini kau seperti dinding yang tinggi menjulang. Aku mulai tidak menyukai apa yang kau sukai. Aku sudah tak bisa melihat pelangi yang biasanya muncul setelah hujan, aku sudah tak bisa menghirup aroma tanah yang kausuka itu. Yang aku tahu, hujan itu kelabu, ia berwarna sendu. Hujan itu petir, muatan listrik yang mempunyai daya hancur.

Sampai akhirnya aku bertemu MobilBalap, dia mengingatkanku pada dirimu yang dulu. Sosok Cupi yang mencintaiku, sosok yang akan selalu mendukungiku. Bagiku, Hidup adalah sebuah pilihan dimana jikalau kamu telah memilih, kamu tidak boleh menyesal atas apa yang telah kamu pilih dan kamu harus siap menghadapi resiko atas jalan yang telah kamu tentukan sendiri. Dan kini aku memilih, Dan aku harus mengatakan ini padamu Cupi, bahwa aku juga menyayangi MobilBalap, aku mencintainya dan aku membutuhkannya.


MobilBalap

Bagiku, pasangan bisa datang dan pergi, tetapi persahabatan akan selalu ada selamanya. Aku tahu Vandeput mulai menyukaiku, ia menceritakan segalanya padaku tentangnya dan tentangmu, Cupi. Bahwa ia kini mulai menghindarimu, menganggapmu sebagai dinding yang tinggi menjulang. Aku menghargai persahabtan kita, Cupi. Maka dari itu aku tak dapat menerima cinta Vandeput, karena aku yakin hal itu akan melukai perasaan , Cupi. Tetapi disisi lain, aku pun takut ketika menolak perasaan Vandeput, ia akan membenciku, seperti ia membencimu sekarang. aku takut bangunan persahabatan yang telah kita bangun selama ini akan hancur oleh gelombang cinta. Aku ingin kita kembali berlari saat hujan, menikmati tetesannya dan bersama-sama menghirup aroma tanah yang basah.

Ah, tidak itu hanyalah alasan omong kosong yang kubuat-buat jika dirimu bertanya mengapa. Hati kecil ini sebenarnya telah menjadi naungan sebuah nama, seorang sahabat yang kukenal semenjak nubi, dahulu kita selalu bertiga, hingga akhirnya kekagumanku atasmu menjadikannya kegalauan untukku. Cupi, aku tak ingin aku tak ingin kehilanganmu. Biarlah persahabatan tetap menjadi kedok untuk aku bisa terus bersamamu. Terkadang memang harus ada yang mengalah, dan aku rela untuk menjadi seorang yang menahan perasaan ini.

Cupi, Vandeput, Aku ingin menggenggam tangan kalian dan berkata bahwa hujan itu rejeki, ia akan membawa pelangi, hujan akan membuat mawar kembali segar dan membuat dinding kembali luluh. Membuat persahabatan kita kembali utuh. Karena Hidup ibarat kaca, Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh. Bilapun ia pecah berserakan, Itu bukanlah akhir dari keindahan, Karena masih ada harapan, Dalam perjalanan panjang kan ada yang menyusunnya kembali.