Solusi untuk yang Berkeras Hati

Day 2,787, 01:12 Published in Indonesia Indonesia by Arcelven

Selamat siang, di manapun Anda berada. Selamat berpuasa.
Aduh, serius amat.

Sudah 3 hari waktu manusia normal (manusia erep manusia gak normal), Don Care Leone terpilih menjadi Country President (CP) eIndonesia, negara super medioker di game laknat yang ane tunggu-tunggu enggak mati-mati ini. Doi mengalahkan andidonk, hijau negeriku, wandrip (yang terus terusan nyapres ini), dan Bazza Bazzi dengan perolehan suara 115 suara atau 44.23 persen.

Seperti yang kita ketahui, kongres, yang sekarang enggak bertitit itu pernah mengeluarkan firman: mayoritas kongres yang hadir pada waktu pembahasan sepakat pada Opsi 2, yakni CP😃iktator. (Yah tidak ada kalimat jelas, seperti: Maka dengan ini Kongres yang tak bertitit ini mengeluarkan firman bahwa CP berkuasa adalah diktator.) Yah itu gak perlu dibahas. Jangan tanya pula mengapa kita sekarang diktator, gak demokrasi aja. Gila kamu.

Untuk kamu-kamu semua yang tidak tahu diktator kita saat ini, untuk kamu-kamu yang malas membuka kolom Negara, diktator kita saat ini adalah Miss*AllSunday. Kalau ada yang bilang itu theant, berarti pikirannya sangat dalam sekali. Ane mengontak theant dan mengatakan secara teknis memang dia yang pegang. Namun pemilik asli di balik akun diktator kita itu masih hidup dan masih punya kontrol. Namun dibantu theant sebab kendala di pihak Miss*AllSunday. Bagi yang masih sinis, ya boleh-boleh aja, hak masing-masing, monggo tanya atau investigasi sendiri.

Sebenarnya ane di sini ingin memberikan solusi yang moga-moga solutif. Sebab, ane yang nubi ini, dengan pengalaman yang seupil, memahami bahwa komentar-komentar desktruktif dan bernada menyindir di kolom komentar tak terlalu berguna dan tak membawa dampak kebaikan bersama. Ane berusaha terbuka dulu tentang diri ane: 13 kali kongres dari PReI, 1 kali waktu operasi rahasia di Malaysia, partisan PreI, berteman dengan andidonk, yang kalah dengan Don Care Leone di pemilu lalu.

Namun ane di sini berusaha berpikir objektif ihwal persoalan tanah air kita. Bolehlah kamu-kamu semua bilang saya subjektif dan berpihak, namun secara metode ane usahakan tetap objektif. Ini perlu kamu-kamu semua ketahui sebelum saya katakan inti persoalan yang ingin saya tulis di bawah.

Pertama, ane kira kursi diktator memang sepatutnya diserahkan pada orang yang tepat. Ane pun sendiri tidak ingin kursi diktator ini jadi milik sebagian orang. Sebab diktator ini milik semua necitizen eIndo. Pun juga, ane sendiri tidak ingin kursi itu digunakan dengan sewenang-wenang tanpa alasan masuk akal dan bisa diterima akal sehat.

Untuk kasus itu, Miss*AllSunday belum memberikan pernyataan apa pun di publik terkait persoalan sekarang.

Kedua, posisi CP, ane meyakini dan teman-teman semua juga meyakini taji dan tititnya tercabut dengan adanya fitur Kediktatoran. Misal tombol ini itu, CP tidak punya. Diktator punya. Sampai sekarang, kalau ane punya kesempatan melempar admin game laknat ini dengan tai kuda, akan ane lempar. Tai tai tai emang.

Kenapa? Karena fitur diktator ini enggak memberikan kemantapan apa apa bagi komunitas. Yang mantap adalah duit yang mengalir ke kas admin. Sempak! (tolong jangan RA ane)

Namun, satu hal yang ane yakini, dan semoga teman-teman semua meyakini, taji dan titit CP tidak benar-benar bersih tercabut. Masih ada sedikit kekuatan, dan kekuatan itu bernama legitimasi. Sebab dia lahir lewat proses demokrasi. Diktator, lewat firman kongres itu juga begitu. Namun mekanika game laknat ini jauh lebih punya power, yang hanya bisa tercabut lewat pergantian oleh diktator dan perang saudara.

Ane memberi saran kepada CP, entah Don Care Leone, atau CP-CP selanjutnya, semoga saran ini dipertimbangkan dengan akal sehatnya sebagai manusia. CP bisa bekerja sama dengan diktator. Begitu juga dengan diktator.

Kita sederhanakan saja (walau tidak bermaksud menyempitkan pengertian) dengan sistem pemerintahan kerajaan. Raja adalah diktator dan perdana menteri adalah CP. Diktator punya power secara mekanika game laknat dengan kuasa atas tombol-tombol itu. Sementara CP punya power secara legitimasi dan norma-norma, karena ia dipilih dengan asas demokrasi. Ane, walaupun dulu Don Care Leone ini menyebalkan sekali waktu kongres bersama, tapi ane masih respek. Pun juga dengan Miss*AllSunday yang jadi panutan waktu ane baru main game ini dulu. Ups, sorry pribadi.

Sistem ini juga masih bolong, tapi ane akan coba membuatnya ready to be applied.
Pekerjaan akan lebih mudah bila dikerjakan bersama. Dalam hal ini CP dan Diktator. Apalagi ada wapres. Bisa berbagi job desc. Bila CP berhalangan, akan ada diktator, yang akan punya kedudukan sama.

Pun dengan reward, diktator bisa istilahnya ‘menggaji’ CP dengan bonus yang didapatkannya. Ayolah, ini hanya persoalan medali. Kalau medali dan harta membuat kalian semua buta, ane sarankan bubarkan saja komunitas ini.
Lagi pula, firman kongres kemarin itu bisa didebat. Selain dengan argumen di atas, posisi CP menjadi diktator itu tidak esensial untuk memperbaiki keadaan Indonesia saat ini yang dijajah Peru. Peru! Peru loh! Dulu anak bawang! Siapa bilang CP tidak bisa membuat negara ini bebas, seperti dalam program kerja Don Care Leone.

Pun juga, sampai sekarang ane masih belum tau mengapa Don Care Leone ingin jadi diktator. Pun juga dengan Miss*AllSunday, ane masih belum tau mengapa tidak dipindah juga. Jangan sampe nafsu akan medali membuat imej kalian serendah itu.

Nah, di pertengahan atau akhir, entah saat kongres berganti, diktator bisa menyerahkan kekuasaannya pada CP rekan seperjuangannya. Hal ini akan membuat program-program itu berjalan secara jangka panjang. Dan juga kongres bisa mengawasi kinerja diktator itu secara normatif dengan masa pengawasan yang sama-sama satu bulan dengan diktator.

Sebagai contoh, waktu Rinagunawan jadi diktator, CP Sionk dan Rina masing-masing bekerja sama dalam pemerintahan. Itu lebih baik. Sebab beban dibagi.

Semua itu akan berhasil, pertama, jangan ada ego pribadi atau kelompok. Sebab kini antara CP dan diktator punya basis pendukung sama sama-sama besar di Indonesia. Bila keduanya secara serempak bekerja sama, bukan tidak mungkin eIndo bersatu.

Itu aja, ane barusan kembali dari goa ini. Mohon maaf bila ada mekanika game dan mekanika sosial yang ane lewatkan dalam artikel ini. Artikel ini tidak lebih dari mencari jalan keluar dari persoalan ini. Teman-teman semua bebas mengoreksi apa yang ane tulis ini. Bangun diskusi dengan suasana baik. Memang hate speech itu hak setiap orang. Tapi untuk mengontrol itulah kita disebut manusia, bukan hanya sekadar necitizen erepublik laknat ini.

Thanks