CUKUP EINDONESIA..... DAN TENTANG PHOENIX YANG KIAN EDEN

Day 875, 19:39 Published in Indonesia Indonesia by Stephanus N


Some will kill to have it, He will kill to protect it.

Itu adalah pepatah dalam sebuah film “the book of eli”. Dalam pepatah itu menjelaskan 2 perbedaan mendasar tetapi dalam tindakan yang sama.. “membunuh”. Tetapi alasan untuk membunuh itu yang memberikan sebuah perbedaan besar.

Sama seperti kita berperang, perang merupakan satu tindakan, tetapi yang membedakan adalah alasannya. Kita berperang untuk merebut satu wilayah high region, kita berperang untuk memusnahkan satu Negara agar hilang dalam sebuah map eRepublik, atau kita berperang untuk memerdekakan mereka dari suatu bentuk penajajahan.

Dulu, saya bangga sekali di eIndonesia ini ikut mendirikan suatu aliansi Phoenix, sebagai pembanding aliansi lainnya yaitu EDEN. Karena dulu EDEN bertindak sangat agresif, brutal dan suka mencaplok Negara lain. eFrance dihilangkan dalam map, eGerman diberanguskan, eTurkey ditekan habis-habisan, eUK hamper dijajah semua regionnya. Saya bangga ikut berperang untuk melindungi kawan kita, ikut untuk melawan suatu tindakan brutal para Negara-negara EDEN. Itu yang membedakan aliansi kita dengan mereka. EDEN berperang untuk mencaplok wilayah lain, dan Phoenix berperang untuk membebaskan/memerdekakan wilayah yang dicaplok itu. Dan saya tekankan sekali lagi. Saya sangat bangga waktu itu berperang dalam aliansi Phoenix.

Sampai akhirnya sekarang EDEN di”issue”kan pecah, kubu ePoland dan eSpain kini tampak bersebrangan pendapat dengan kubu eUSA. Ini tentunya memberikan keuntungan bagi Phoenix. Phoenix memiliki kesempatan untuk memerdekakan seluruhnya wilayah-wilayah yang tentunya dijajah EDEN. Seperti mengembalikan Rhone Alps dan Aquitanie ke tempatnya semula di eFrance. Atau membantu membebaskan Berlin kembali ke eGerman.

Akan tetapi alih-alih membebaskan daerah jajahan, mereka malah membuat jajahan baru dengan eRussia menghabisi eNorth Korea, eBrazil dan eArgentina mencaplok eSouth Afrika, dan terakhir ini yang paling anyar… rencana eIndonesia menghilangkan map eAustralia. Dalam artikel sang WaPres menyebutkan Trikora. Dalam point ketiga yang menyebutkan :

PERSIAPKAN INVASI BERIKUTNYA GALANG PASUKAN BARU

Ini tentunya mengindikasikan akan adanya sebuah invasi besar-besaran lagi.

Jangan marah dulu kawan, saya masih cinta eIndonesia, saya masih beridiologi nasakom (Nasionalis, Agamais, Komunis). Akan tetapi rencana eIndonesia untuk membumihanguskan eAustralia sangat saya tentang habis-habisan karena dalam sudut manapun dari nasakom itu tidak ada yang sejalan. Nasionalis adalah rasa cinta tanah air tetapi tidak memandang rendah Negara manapun termasuk eAustralia. Membumihanguskan tentunya sangat tidak agamais, dan terakhir dalam komunisme tindakan imperialis sangat dibenci.

Saya sadar eAustralia harus diberi semacam “pelajaran” atas kesombongan mereka beberapa saat lalu dalam trolling artikel-artikel mereka. Dan keberanian mereka untuk menyerang Papua, tanah keramat kita. Akan tetapi dengan direbutnya WA, dan kemenangan psikologis di pihak Phoenix. Untuk saya itu sudah cukup. Kita semua tahu kita telah mengukir sejarah, setelah bulan lalu babyboom besar-besaran. Dan bulan ini memenangi battle terbesar sepanjang masa dalam perang merebut Western Australia. Sebuah momentum manis yang telah kita lalui dalam prosesnya. Mulai sekarang kita mempunyai 3 region high : Oil, Grain dan Diamond. Yang artinya kesejahteraan rakyat kita “harusnya” bisa meningkat karena kita tidak perlu buang-buang uang lagi untuk mengimport.

Banyak yang harus kita lakukan daripada menginvasi eAustralia yang tentunya biayanya tidak sedikit pula. Kita berperang membebaskan dulu teman kita seperti eGerman, atau di dalam negri : tingkatkan program rumah murah untuk newbie, program recovery wellness untuk yang middle dan masih banyak lagi yang masih menjadi PR kita untuk sebuah bangsa yang sedang momentum.

Janganlah kita terbawa nafsu nasionalisme kita yang dendam terhadap eAustralia menjadi chauvinism sempit. Yang memandang bangsa kita paling kuat dan hebat, dan memandang bangsa lain “pantas” untuk kita jajah. Bahkan betapa bijaknya kita untuk membuka pintu diplomasi kepada eAustralia, siapa tau mereka malah lebih respek kepada kita daripada eUSA…

Phoenix janganlah menjadi seperti EDEN, aliansi kita harus dibangun dengan semangat “pembebasan”. EDEN mencaplok, Phoenix membebaskan. EDEN agresif, kita tenang dan kompak. EDEN munafik dan licik, kita jujur dan terbuka.

Akan tetapi jika Phoenix seperti sekarang ini, saya tentunya sangat kecewa berat atas aliansi yang dulu pernah saya banggakan ini. Dan dengan berat hati saya akan melawan semua kebijakan phoenix yang bermaksud untuk men-invasi negera lain.

Untuk itu saya mohon, Phoenix tetaplah seperti dulu. Phoenix yang burung pembebas, yang ditakuti dimana-mana, yang mendobrak setiap langkah imperialism EDEN.