[Opini] Cerita Sepi Media di eIndonesia
Arcelven
Pers adalah komunikasi massa yang bertujuan untuk mengabari khayalak tentang suatu pesan. Pers berperan sangat penting dan luas dalam mengabarkan suatu informasi. Berbicara hubungannya dengan Erepublik, permainan ini memiliki fitur untuk mengabarkan informasi melalui koran dan artikel.
Dalam perjalanan hidup permainan ini, ada beberapa insan-insan yang menjalankan fungsi pers dengan baik, maksudnya memiliki nilai berita yang tinggi. Bisa kita ambil contoh eDunia Dalam Berita yang dikemudikan oleh n3m0, eDwardzz Newspaper milik dwardzz, WorkerBoys Paper kepunyaan Gilaboys dan kalau Anda masih ingat ePikiran Rakyat oleh Gilang Eksa.
Beberapa contoh insan pers tersebut pernah mewarnai dan membuat permainan ini terasa lebih hidup. eDunia Dalam Berita menjadi legenda sampai sekarang dengan berita-berita seputar Erepublik yang begitu informatif, aktual, dan akurat.
Namun, semua itu tidak lepas dari peran wartawan atau penulis berita itu sendiri. eDunia Dalam Berita yang menjadi legenda tersebut pernah menggaji reporternya. ePikiran Rakyat membuka secara terang-terangan bahwa dia—Gilang Eksa—merekrut beberapa pencari berita untuk korannya yang tentunya dibayar dengan sejumlah uang.
Itu bukanlah suatu kesalahan, melainkan sebaliknya. Mereka memiliki keinginan kuat untuk menyebarkan informasi dan mereka membutuhkan lebih banyak pekerja untuk mendukung keinginan tersebut. Dibutuhkan konsistensi dan kerja keras untuk menyampaikan informasi ke khalayak ramai.
Tetapi semua hanya tinggal kenangan. eDunia Dalam Berita sudah lama tidak beroperasi, begitu juga dengan WorkerBoys Paper dan ePikiran Rakyat. eDwardzz Newspaper yang santer kedengarannya akan mengalahkan reputasi eDunia Dalam Berita sudah tidak pernah kelihatan lagi tajinya.
Realita berbanding terbalik dengan harapan orang-orang yang haus akan berita informatif. Sekarang banyak artikel atau berita yang tidak memiliki nilai berita yang tinggi, bahkan tidak sama sekali. Berbagai usaha telah dilakukan baik itu dari MoCI, MoFA, Mendagri, dan lain-lain dengan lomba-lomba menulis artikelnya.
Sepinya ranah media eIndonesia dengan berita-berita yang informatif menjadi sebuah bencana. Artikel yang berbau pertentangan, perpecahan atau tidak memiliki nilai berita sama sekali mulai banyak bermunculan bak pemukiman kumuh yang membangun diri kembali setelah diratakan habis oleh Satpol PP.
Masalah diatas sebenarnya bisa diatasi dengan mengobati dahaga orang-orang yang haus akan berita. Adanya inisiatif dari seseorang untuk berkecimpung dalam dunia media seperti n3m0 dan kawan-kawan sangat berguna. Konsep yang lama terpendam seperti dibukanya sebuah organisasi pers atau koran yang menggaji reporternya bisa sangat berguna juga.
Dengan demikian, adanya sebuah inisiatif yang berani dan dibarengi oleh niat yang baik serta tetap konsisten dapat kembali menghidupkan ranah permediaan eIndonesia menjadi lebih hidup.
Jayalah media eIndonesia!!!
Jayalah eIndonesia!!!
Arcelven
Comments
petromax. no pic no vcs
ada tuh picnya 😛
voted. nice.
Silakan ikut lomba Badass eNusantara untuk belajar sejarah.
http://www.erepublik.com/en/article/-pks-lomba-badass-enusantara-2146658/1/20
Btw, jaman ane dlu salah dua penulisnya Andreas Susilo ama Arie Dian.
Bagus nih, voted hard!
Mati suri?
Loe lupa 1 hal Arcelven. Dari sisi mana loe berpendapat bahwa media itu sudah mati suri? 😛
1. Cek terbitnya artikel setiap hari akhir2 ini. Setidaknya ada 4-5 artikel yang terbit. Artinya media masih hidup dong...
2. Artikel Gov yang beberapa pemerintahan lalu banyak mendapat keluhan, pada pemerintahan kali ini rasanya sudah cukup informatif
Kalo liat contoh2 koran yang dikemukakan, sepertinya maksud loe adalah: "Media2 yang isinya berita aktual pada kemana ya?"
Kata kuncinya adalah: BERITA yang artinya koran2 yang bergaya opini kualitatif (seperti artikel loe ini) dalam hal ini loe nafikan ya 😃
GA ADA BERITA
BERITA yang artinya koran2 yang bergaya opini kualitatif (seperti artikel loe ini) dalam hal ini loe nafikan ya
maksudnya om?
Media yang saya contohin diatas itu media yang memiliki nilai berita tinggi yang memiliki syarat, akurat, aktual, bermanfaat dan memiliki poin peristiwa.
Arcelven maho.....
Loe tau bedanya BERITA ama artikel OPINI gak? 😛
/me pembaca setia doank.. lom isa tulis menulis.. he...
o7 buat rekan2 yg sudi menulis buat pembaca ini.. hmm... 🙂
Berita itu fakta, opini itu pendapat 😛
untuk mengatakan bahwa media di erepindo udah mati / mati suri tu menurutku terlalu naif, seperti yg om aban bilang, jumlah artikel yg muncul per hari rata-rata masih tinggi.. tapi kalo dirimu bilang bahwa media Indonesia itu sudah tidak berbobot lagi (dalam artian gk ada lagi artikel-artikel yg keren semacam DDB dan eDwardzz), maka pokok bahasannya beda lg dong ? yg dibutuhkan bukan tokoh2 penulis / wartawan (yg sbnrnya saat ini udh lumayan byk), tp peningkatan kualitas dari artikel2 tsb
Yang mati koran pemberitaan yang jalan koran opini yang hot koran gosip yang populer koran vote vote vote
^
^
^
Hush... sono siapin tanggal buat nikah..
kalo artian berbobot itu maksudnya koran macem punya nemo (dulu), dwardz, gilaboys dan sejenisnya gua sih jauh dari setuju. itu lebih kepada jenis artikel (banyak loh jenis lainnya), kalo dari segi isi kadang malah ga berbobot sama sekali.
pertama, isinya kadang CUMA translate artikel bule tanpa ada analisis dll. kedua, kadang ada kesalahan fatal dalam menerjemahkan artikel bule yang malah bikin pembaca mis-informasi. gua pernah komen langsung masalah ini, tapi ga ada perbaikan tuh ^ ^
ya, sepakat sama si petung
media belum mati. tapi untuk subs "berita" memang sangat kurang. seperti yg sudah dijelaskan kawan2 diatas, saat ini lebih berkembang subs "opini", "hiburan", "gosip".
menulis artikel berita, butuh waktu lama untuk cari info, translate, baca2 artikel sebelumnya, dst. belum lagi mikir untuk editorialnya
kalau mbacot kan gampang
makanya yg tersisa tinggal subs2 itu
uhm... nama gw kebawa-bawa hehehe
gw pikir artikel macem giini perlu di apresiasi, kalo cara pandang TS dan penyampaiannya yang rada melenceng (karena subjectif mengambil dari kacamatanya), bukan berarti garis merahnya gak ada. Dari opini ini maksudnya sih media sekarang yang mengusung model pemberitaan seperti berita itu hampir gak ada. Dan bagi gw sih ada benernya. Tapi yah kembali ke halayak umum untuk intropeksi sendiri2x, karena menulis berita model seperti itu memang perlu usaha. Meskipun
dibilang seperti sipetung "CUMA" translate 🙂
Jujur loh, berita gw salah satunya termasuk "CUMA" translate. Tapi sumpah bikin artikel yang terkesan "cuman" dan kayak gak ada usaha ini gw rasain nulis itu butuh waktu paling tidak 3 jam minimal per hari. Mungkin buat sebagian orang hal seperti ini remeh, tapi buat para penulis yang berusaha untuk memberikan sesuatu kepada negeri ini, seyogyanya jangan di patah arangkan.
Mengenai respond dari pembaca kepada pembuat berita/wartawan, kuli tinta juga harus legawa, jangan antipati. Memang bikin berita capek, susah, penat, namun masukan dari pembaca berarti mreka peduli dan mengharap lebih dari kita. Pembaca dan penulis itu saling membutuhkan. Tidak ada penulis yang sempurna, begitu pula pembaca. Makanya jangan patah arang juga kalo ada yagn komentar, "malas baca ah", "kepanjangan, skip", "halah cuman copas", etc.hehehe
kalo komen "tl;dr" doang gitu gimana om n3mo ? wkekekekekekekkeke
komen om nemo mirip isi artikel ane....XD