[MENSOS-LOMBA] AYAM JANTAN DARI TIMUR

Day 1,942, 23:59 Published in Indonesia Estonia by Vigoroth Punk


Episode kali ini ane akan bercerita mengenai seorang pahlawan besar dari timur Indonesia, yakni Sultan Hasanuddin, ada beberapa alasan yang membuat ane tertarik untuk menuliskan sejarah kepahlawanannya, yakni karena ane orang sulawesi dan sekarang ini ane juga sedang kuliah di universitasnya dia dan tinggal ditanah kelahirannya dia...Well, tanpa Ba Bi Bu lagi langsung CEKIDOT GANS!!!!!



Aku baru saja turun dari pesawat di bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di daerah yang terkenal dengan makanan coto dan klub sepak bola PSM nya ini. Disini aku hendak melanjutkan kuliah ku di universitas yang (lagi-lagi) bernama Hasanuddin. Setelah mengambil bagasi, aku lalu keluar menuju tempat dimana taksi biasa menunggu. Setelah tawar menawar harga dengan supir taksi, aku pun lalu memasukkan barang-barangku dalam taksi tersebut dan berangkat ke tempat kost sepupu yang berada didaerah Tamalanrea dekat kampus UNHAS berada. Belum lama perjalanan itu, masih didaerah sekitar bandara aku melihat sebuah patung besar yang nampaknya sudah tidak asing.

Aku lalu bertanya kepada pak supir untuk memastikan sambil menggunakan sedikit logat makassar.
pak itu sana patung Hasanuddin toh? Kayaknya sa pernah liat” tanyaku mencoba meyakinkan.

Iye dek, itu patung Sultan Hasanuddin, kenapa kah?” pak supir nanya balik,

tidak jii..sa Cuma mau tau saja, oh iye, kita ini(dalam logat Makassar, kita=kamu) orang makassar asli toh pak? Berarti kita tau sejarahnya Sultan Hasanuddin?” aku bertanya kembali.

iye sa tau sejarahnya, ko mau tau kah juga? begini ceritanya dek..

pak supir pun mulai bercerita dengan antusias dan aku pun mulai menyimak ceritanya sepanjang perjalanan itu....




Pada hari itu, tanggal 12 januari 1631, lahir dengan sehat seorang anak laki-laki di sebuah kerajaan ditimur nusantara, kerajaan tersebut adalah kerajaan Gowa yang letak persisnya berada pada ujung selatan/barat pulau sulawesi, Sebuah kerajaan besar yang kekuasaannya meliputi hampir keseluruhan indonesia timur.

Rona bahagia terpancar jelas diwajah suami-istri keluarga kerajaan tersebut, Sultan Malikussaid) dan permaisuri I Sabbe To'mo Lakuntu, karena telah dikaruniai seorang anak laki-laki penerus tahta kerajaan. Anak tersebut diberi nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangappe atau yang lebih sering dikenal dengan nama SULTAN HASANUDDIN. Saat itu tidak ada yang meyangka bahwa anak tersebut kelak akan menjadi seorang pahlawan besar yang bahkan kumpeni (VOC) pun segan terhadap keberaniannya dan sampai-sampai mereka menjulukinya sebagai ayam jantan dari timur.



Sejak masa kanak-kanak, Kecerdasan dan kerajinan Sultan Hasanuddin dalam belajar sangat menonjol jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Walaupun beliau adalah seorang putra bangsawan, beliau sangat rendah hati dan selalu jujur dalam berprilaku. Pendidikannya di Pusat Pendidikan dan Pengajaran Islam di Mesjid Bontoala membentuk beliau menjadi seorang pemuda taat beragama dan memiliki semangat perjuangan yang tinggi.

Pada umur 22 tahun, Sultan Malikussaid ayah Sultan Hasanuddin wafat, sebelum wafatnya, ayah beliau sudah berpesan bahwa yang akan jadi penerus kerajaan adalah Hasanuddin, Dukungan itu diberikan karena sifat-sifat Hasanuddin yang tegas dan berani, Juga disertai dengan kemampuan dan pengetahuan yang luas. Kerajaan Gowa saat itu memang membutuhkan raja yang berani serta bijaksana untuk menghadapi perang melawan VOC/Belanda (yang saat itu sudah mulai menjajah bumi pertiwi).



Masa pemerintahan Sultan Hasanuddin adalah yang paling berat sejak kerajaan Gowa berdiri, karena selain harus perang menghadapi VOC/Belanda, kerajaan Gowa juga harus menghadapi perang saudara dengan sejumlah kerajaan-kerajaan ditimur Indonesia, seperti kerajaan Bone, kerajaan Buton, dan kerajaan Ternate, perang saudara ini dipicu oleh trik politik pemecah belah (adu domba) VOC dalam usahanya menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Contoh perang saudara yang paling dahsyat, yakni pada perang saudara dengan Kerajaan Buton. Sultan Hasanuddin sampai-sampai harus menyiapkan sebuah ekspedisi ke timur yang berjumlah 700 buah kapal pinisi
dan 20.000 prajurit di bawah pimpinan Laksamana Alimuddin Karaeng Bontomarannu, Sultan Bima dan Raja Luwu. Tujuan perang tersebut adalah untuk membebaskan kerajaan Buton dari bujukan Belanda.

karena banyaknya perang saudara yang terjadi diadakanlah sebuah perjanjian antara semua pihak pada saat itu yakni VOC/Belanda, Gowa, Buton, Ternate, dan Bone. Perjanjian itu dikenal dengan sebutan Perjanjian Bungaya. Namun isi perjanjian itu sangat merugikan pihak kerajaan Gowa. Banyak pihak yang meminta sultan untuk membatalkan isi perjanjian itu, sehingga terjadi kembali perang besar.





Perang tersebut berlangung selama berbulan-bulan. VOC/Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman mengalami kekalahan dan kemudian meminta bantuan dari Batavia, Pasukan dan peralatan perang dari Batavia pun tiba. kemudian mereka membuat meriam besar yang larasnya diarahkan ke benteng Somba Opu. Akhirnya pada tanggal 15 Juni 1669 pasukan Speelman menyerang benteng Somba Opu. Pertempuran berlangsung siang dan malam. Meriam Belanda menembakkan lebih 30.000 peluru ke benteng Somba Opu. Benteng itu kemudian diratakan dengan tanah, beribu-ribu kilogram amunisi digunakan untuk meledakkan benteng yang tebalnya 12 kaki itu. Udara merona merah, tanah seakan gempa, mayat-mayat bergelimpangan dimana-mana, Hangus terbakar ledakan mesiu dan api yang menjilat-jilat. Istana Somba Opu pun ikut dihancurkan.



meskipun Sultan Hasanuddin kalah perang, beliau telah menunjukkan semangat keberanian bangsa Indonesia. pihak VOC/Belanda sampai mengatakan bahwa pertempuran tersebut adalah pertempuran yang paling dahsyat dan terbesar serta memakan waktu yang paling lama dari pertempuran-pertempuran yang pernah dialami Belanda dibumi Nusantara waktu itu. Sultan Hasanuddin dan Pasukannya dijuluki "Ayam Jantan Dari Timur" karena semangatnya yang pantang mundur.

Pada tanggal 29 Juni 1669 Sultan Hasanuddin meletakkan jabatan sebagai Raja Gowa ke-16 setelah selama 16 tahun berperang melawan penjajah dan berusaha mempersatukan kerajaan nusantara. Sesudah turun tahta, Sultan Hasanuddin lebih banyak mencurahkan waktunya sebagai pengajar Agama Islam dan berusaha menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan kepada murid-muridnya.

Pada hari Kamis tanggal 12 Juni 1670 bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1081 Hijriah. Sultan Hasanuddin wafat dalam usia 39 tahun. Beliau dimakamkan disuatu bukit di pemakaman Raja-raja Gowa di dalam benteng Kale Gowa di Kampung Tamalate.




pak supir telah selesai bercerita, tapi aku masih saja terpaku membayangkan sosok hebat sultan hasanuddin di masa-masa kejayaannya dulu,
"dek kita sudah hampir sampai ini, mau lewat gerbang berapa kah?" tanya pak supir meyadarkan aku dari lamunan.

"oh lewat gerbang pertama saja pak, sa sudah janjian sama sepupuku mau baku tunggu disana". jelasku

"oh oke mi pade" jawab pak supir ringkas

sesampainya ditujuan, aku lalu turun dan tak lupa membayar dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pak supir karena sudah mengantarkan aku dan bercerita panjang lebar mengenai Sultan Hasanuddin..