[GAMPAR-BUJEL] Who Holds The Power?

Day 1,866, 23:15 Published in Indonesia Indonesia by Nathaniel A Wirjawan

Banyak orang di Indonesia--terutama yang menunjuk dirinya sendiri sebagai "anak gaul"--yang memandang rendah terhadap sinetron dan para pencinta sinetron. Saya tidak sepakat dengan opini itu. Sebagai pencinta sinetron, saya percaya bahwa sinetron bisa mengajarkan kita banyak hal mengenai kehidupan. Contohnya salah satu sinetron favorit saya berikut ini:


"Game of Thrones is the best sinetron in this decade."--TV Guide.

Kemarin malam saya menonton ulang Season 2 sinetron ini, dan pada episode 3 (What Is Dead May Never Die) saya menemukan sebuah dialog yang sangat menarik, yang pada akhirnya menginspirasi saya untuk menulis artikel ini. Bagi anda yang bukan pencinta sinetron dan belum pernah melihat adegan ini, dialog lengkapnya bisa dilihat disini. Namun bagi yang malas nonton Youtube (though I can't imagine why, that video is only two minutes in length), berikut adalah bagian dialog yang relevan:

Varys: Power is a curious thing, my Lord. Are you fond of riddles?

Tyrion: Why? Am I about to hear one?

Varys: Three great men sit in a room; a king, a priest, and a rich man. Between them stands a common sell-sword. Each great men bids the sell-sword kill the other two. Who lives, who dies?


Tyrion: Depends on the sell-sword.

Varys: Does it? He has neither crown, no gold, nor favor with the Gods.

Tyrion: He has the sword. That's the power of life and death.


Varys: But if the swordsman who rule, why we pretend the kings hold all the power?


Tyrion: I've decided that I don't like riddles.

Lalu apa hubungannya dengan eRepublik? Well, "swordsman" disini adalah MU Commander dan anggota-anggotanya (so far, MU terlarang tergarang di eIndonesia adalah ABeRI, sementara posisi kedua ditempati secara kolektif oleh keempat MU yang membentuk TNeI, yang sedikit cupu kalau dibanding dengan ABeRI). Orang-orang inilah yang sesungguhnya berkuasa. Tanpa mereka, Republik eIndonesia tidak akan bisa apa-apa.

Pertanyaannya sekarang, kenapa kita semua kompak bersandiwara dan berpura-pura bahwa Si Bujel--otak Pengkhianatan G30S/PKeI sekaligus gembong organisasi teroris terbesar di eIndonesia--sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara?