[CERBUNG-PKeI] Ku khianati satuanku demi PKeI

Day 2,911, 05:40 Published in Indonesia Indonesia by The Zatsuma
Silahkan baca chapter sebelumnya disini


September 2012
Anyir darah terasa semerbak bagaikan wangi melati dimalam hari, darah dari orang tua itu telah meresap di celah kayu yang menjadi alas peristirahatan terakhir tersebut. Ah, lagi dan lagi ku melihat TKP yang selalu penuh darah dan potongan tubuh yang tercecer. ini mungkin sudah kesekian kalinya aku menyelidiki kasus pembunuhan, penculikan, penganiayaan yang selalu saja korbannya tidak pernah selamat.

Datang seorang polisi yang baru saja lulus 2 bulan kemarin, memberitahukanku sebuah petunjuk besar ada di lantai 2, Setiap kakiku melangkah terdengar dencitan yang membuat suasana TKP ini menjadi lebih seram. Dituntunnya aku menaiki tangga dan alangkah terkejutnya ketika polisi tersebut menunjukkan sebuah ruangan yang tak terurus rimbanya dengan bertebarnya berbagai poster serta tautan dan artikel-artikel yang ditempelkan didinding dan disatukan dengan benang menunjukkan sebuah foto wanita berparas cantik, foto-foto bertanda silang dengan tulisan DIED serta foto2 TKP yang hampir sama dengan yang kulakukan selama ini, hebatnya lagi dia selangkah lebih maju daripadaku.

Aku berdeham untuk membuyarkan pikiran-pikiran yang ada di polisi itu, sembari meminta dia untuk membelikanku kopi untuk bisa ku seduh nantinya. Kubuka artikel yang tersusun berantakan di meja tak jauh dari dinding bersambungkan benang itu. disitu ku liat ada sebuah alamat seseorang yang baru saja datang dari soviet. pikirku alamat ini mungkin akan berguna, dengan cepatku ambil lalu melipatnya dan memasukkannya ke celah mantelku yang kusam ini. Kembali aku berpikir bagaimana cara korban itu mendapatkan informasi yang lebih banyak di bandingkan dengan aku seorang Detektif yang bertugas di Satuan Polisi eNegara sembari membolak-balikkan beberapa artikel lalu mengurutkannya satu persatu. artikel-artikel ini mungkin berguna untuk menguak misteri ini.

Pemuda itu tengah asik bermandikan hujan dari celah jendela yang intip dari celah jendala ini. Sayup-sayup suara langkah kaki polisi yang basah kuyup karena melindungi kopi yang kupinta tadi mengapresiasiku untuk menginstruksikan kepadanya untuk segera memanggil kawan-kawannya untuk merapikan dan membawanya ke rumahku. Gelas plastik itu kucoba seruput untuk menghilangkan kantung mata yang akan bertambah hitam untuk waktu kedepan


November 2012
Sebuah pesan yang diantar anak penjual roti kepadaku yang sedang duduk ditaman untuk melepaskan penat sore ini.

Berkirim pesanlah dengan alamat yang kau ambil di tkp terakhir,
mungkin kau akan menyelesaikan misteri ini
-Dara


Kaget, takut serta was-was ku membacanya apakah aku sudah ketahuan. Kutepiskan saja pikiran buruk itu, mungkin ini sebuah petunjuk.


Maret 2013
Deru mesin tua yang telah kunaiki kini terdengar samar-samar lalu menghilang di kegelapan malam. sebuah plang nama dengan tulisan "Selamat Datang di Desa Waykiri" yang hampir jatuh. tak jauh dari plang itu ada sebuah pos ronda kosong. Dengan iringan suara kodok yang bersahutan, kuambil sebuah kertas dari saku celanaku bertuliskan

Datanglah ke desa Waykiri tanggal 28 Maret 2013
-neo_Ryan


Memang sudah lama aku bertukar pendapat dengan seorang Kader PKeI di dusun waykiri ini berkat petunjuk yang kudapat dari dara, berkas yang menjadi korban pembunuhan di bulan september 2012. Dari kejauhan suara raungan motor terdengar samar-samar membuyarkan lamunanku tentang kasus yang telah terjadi, setelah 10 menit tampak jelas seorang paruh baya sedang mengendarai motor tampak kurus seperti kekurangan gizi, mungkin saja bila ada angin topan dia akan terbang. laju motornya berhenti tepat di depan pos ronda yang ku naungi ini, dengan senyum kecil dia menyapaku

"Yo The Zatsuma, bagaimana kabarmu ?" sapa neo_Ryan.
"yo bung, baik-baik saja, anu bagaimana bila kita langsung saja kerumah kau, ane sudah tak tahan ingin boker ini" balasku.

ya memang sejak ku turun dari bus yang kutumpangi perut ini berkecamuk untuk mengeluarkan isi tapi tak ada tempat untuk mengeluarkannya, lagi dan lagi aku harus berbohong dengan ini sejakku bertukar pendapat tentang PKeI, ya demi untuk menyelidiki kasus ini. Susah yang kurasakan akhirnya berbuah jua, karna sampai2 ku memalsukan identitas dari menjadi pelarian untuk bisa menyusup ke dalam PKeI ini.

Sepeda motor buntut khas pedesaan dengan suara melingkingnya menembus gelap malam, samar-samar titik api menjadi terang lampu di setiap jalan yang dilaluinya. lelah rasanya mendengarkan dia bercerita tentang kenapa harus menyuruhku untuk datang ke desa ini. ya mungkin ini adalah salah satu basis massa PKeI dalam merekrut Kadernya, dengan menyusup di setiap sendi-sendi kehidupan.

Lamunan yang tak berunjung ini hilang tatkala neo_ryan mengatakanku kita sudah sampai. Rumah ini tampak begitu sederhana dengan beralaskan kemarik putih, berdindingkan beton yang menopang genteng diatasnya, langsung saja ku mengatakan untuk segera membuka kunci dan menanyakan dimana toilet berapa. tak menunggu beberapa lama setelah di buka pintu aku buru-buru pergi ke toilet untuk menuntaskan urusan sakral ini

Ku hirup lagi rokok yang panjang sembari mendengarkan ceritanya bahwa seorang wanita yang ditemuinya di kapal dan wanita yang menembak dendi adalah orang yang sama tapi kubantahkan dengan memberikan berkas-berkas dari korban pembunuhan itu. Tampak raut muka sedih setelah kukatakan bahwa yang terbunuh adalah seorang Penjual Nasi. dia mengatakan bahwa yang terbunuh itu adalah stranger seorang kader PKeI yang lama tak dia temui sejak terakhir memberitahukan informasi itu. pantas saja dia mengatakan menjadi gedung merah menjadi suasana yang mencekam semenjak beberapa kader lain seperti sjahrir dan nugeblog menghilang. Lalu ku utarakan juga pendapatku tentang organisasi yang memakai simbol segitiga itu. Kukatakan bahwa ku mendapatkan berkas-berkas itu di tong sampah satuan polisi enegara. Dia langsung saja percaya bahwa aku adalah seorang pelajar yang sedang mempelajari ilmu pemerintahan.


Mei 2013
Kubuka lagi mataku hari ini untuk kesekian kalinya ku masih berapa di ruangan ini, ruangan yang berhiaskan dengan lambang palu arit lalu ada beberapa foto yang mendampinginya di kiri dan kanan lambang itu dengan mengepalkan tangan kiri yang menjadi simbol khas dari PKeI, kulihat disekitar tampak sinar matahari sedang mencoba untuk masuk kedalam ruangan gelap terhalangkan dengan gorden. Genap sudah 2 bulan ku di desa ini menjadi seorang pelarian dari satuan. ingin rasanya ku kembali tapi menjadi aneh jika seorang pelarian tiba-tiba hadir dalam satuan kembali. Sayup-sayup ku dengar suara khas tawa neo_ryan yang menbahana ruangan dengan seorang pemuda yang ku beberapa kali. mungkin pemuda yang bernama Fitzgerald sedang mengobrol pikirku. Gravitasi yang selalu membuatku ingin tetap di kasur ini kucoba melawannya, dengan langkah khas orang bangun tidur seperti sedang mabuk ku buka pintu ruangan. Seketika Fitzgerald dan neo melihatku, langsung saja kukatakan ku hendak ke kamar mandi. setelah membasuh muka dan merapikan bekas iler yang menempel.

"Apa !!! yang benar kau, jangan bercanda kau juju (jual_kecap), GEDUNG MERAH MELEDAK KATA KAU !!!" kata neo sembari memegang handphone dikupingnya
"SERIUS KAU, TAK SALAH KAN KAU MELIHATNYA !!!, hmm baiklah aku akan ke Djakarta sekarang juga, mungkin tengah malam AKU baru sampai disana", timpalnya lagi lalu mematikan handphone dan terduduk lemas.

sontak ku berhenti dan mendengarkan perbincangan neo tadi lalu mencoba masuk ke ruangan dengan dihiasi dudukan bambu khas pedesaan, kulihat raut wajah yang tak bisa kubayangkan. gedung merah, gedung tempat perjuangan PKeI meledak, apakah ini sebuah sabotase dari pihak lawannya atau hanya kebetulan semata, raut wajah dia masih saja tak berubah berbeda dengan raut wajah Fitzgerald yang mantan germo dan preman itu, tampak kebingungan dan tak tau mau ngomong apa. kukagetkan saja dengan keinginanku untuk masuk PKeI dan menjadi kadernya. tampak ada raut gembira di bawah kantung mata neo_ryan.

"Selamat fitzgerald kau mempunyai kawan di angkatanmu sekarang, sepertinya kita harus buru-buru ke Djakarta seperti yg kau dengan tadi, sepertinya ada paket bom yang dikirimkan ke gedung merah" kata neo "awak mau bersiap-siap untuk kesana apakah kalian akan ikut, akan ku tunggu kalian di pos ronda depan jam 2 siang nanti" timpalnya lagi

Fitzgerald langsung mengangguk bertanda dia akan ikut, di iringi dengan kesanggupanku. nyawa ini akan ku pertaruhkan untuk menguak misteri ini lamunku sejenak. selang tak beberapa ku lihat Fitzgerald sedang berlari keluar, mungkin dia akan berkemas pikirku. kulihat juga neo_ryan masuk ke ruangan di belakang sembari membawa kunci dan kembali dengan menteng bedil serta peluru di tangannya lalu masuk ke ruangannya. bergegas aku masuk di ruangan sebelahnya tempatku keluar tadi, sembari memasukkan baju kedalam tas ku lirik agenda yang masih terbuka penuh dengan coretan tanganku segera saja kututup dan ku taruh loteng yang terbuka untuk menyembunyikannya.
***

"Selamat datang di Djakarta, kamerad" kata neo sembari membangunkan kami.

kulihat neo sedang membangunan si mantan germo itu, ku tengoh kejendela bus yang menjadi transportasi kami untuk ke djakarta, hiruk pikuk orang yg berada di stasiun menjadi penanda bahwa ku kembali lagi ke sini, sembari membenarkan kacamata yang kupakai dan mengikuti neo serta fitzgerald keluar dari bus.

"kita akan menunggu kamerad juju disini" kata neo
“siapa juju ? kamerad” balasku
“seorang kader pkei yang menyamar menjadi penjual somay dan jual-kecap” katanya lagi

selang tak beberapa seseorang berperawakan gempal turun dari jeep yang berlambangkan palu arit di pintu menyapa kami, langsung saja neo menghampirinya dan memperkenalkan aku dan Fitzgerald, juju yang berambut kribo lalu mengabarkan cimporong, dendi, imobil, bin, bibin, aharp, serta ccm_mania tewas di tempat. tampak raut wajah neo yang memerah serta matanya berair seperti ingin berteriak tapi tak tertahan. lalu juju menyuruh kami naik ke mobil tersebut. selama di perjalanan neo tak menanggapi apa perkataan juju dia hanya melamun dan melihat pemandangan tak berujung di angkasa, mungkin dia shok melihat banyaknya kamerad mati dalam peristiwa tersebut.

Aroma khas laut kian terasa kuat tatkala menaiki jeep yang melaju diantara rumah-rumah menjadi yakin bahwa juju membawa kami ke daerah laut, mungkinkah membawa kami ke markas RG Assasin yang menjadi basis kekuatan militer mereka beberapa waktu lalu pikiranku menjadi-jadi. Sekitar 2 jam lebih dari stasiun tempat kami dijemput kulihat sebuah pelabuhan berhiaskan dengan beberapa petikemas disekitarnya, juju membawa kami ke gudang pelabuhan mereka, tepat di depan pintu gudang yang bergambar bintang dan palu arit, jeep ini berhenti lalu membunyikan klakson 3 kali pendek dan 3 kali panjang seperti itu berulang-ulang, seperti kode SOS. tak beberapa lama pintu terbuka.

"Sama Rata Sama Rasa" teriak juju serta kami sembari mengepalkan tangan kiri ke angkasa yang memang sudah diberitahu sebelumnya.
"PKei selalu di hati" balas pemuda yang membukakan pintu

Jeep kembali menyala dan memasuki gudang tersebut, tampak beberapa kamerad melihat kearah kami sembari melanjutkan pekerjaannya, ada yang memegang peta, ada yang membuka buku, latihan, angkat beban, menari, silat, berpedang serta ada yang ketawa. kulihat si Fitzgerald melongo melihat keadaan disekitarnya dengan banyaknya senjata AK-47. Kulihat ada beberapa Bazooka, AK-81, Sniper Magmun, Shotgun serta granat di sampingnya, tak ketinggalan beribu-ribu kotak peluru yang baru saja dibuka kamerad tak lama setelah itu, semua mata menuju ke ruangan di ujung keluar 2 orang pria dan seorang pria keluar dari ruangan, sepertinya mereka petinggi di PKei pikirku, lalu mereka langsung menyuruh kamerad-kameradewi masuk keruangan itu. hampir seluruh kamerad-kameradewi semua masuk ke ruangan tersebut diikuti juju, neo, saya dan fitzgerald. tak beberapa lagi mempersilahkan saya dan fitzgerald untuk memperkenalkan diri. 3 orang tersebut mengucapkan selamat datang kepada kami berdua lalu menyalimi kami, rxshadow, BadutPerjuangan serta Purplequeen mereka adalah ketua, spokesman, serta sekretaris PKei, ya benar pikirku tadi.

Tiba-tiba kami di kagetkan dengan suara klakson berkali-kali tak beraturan di depan gudang tempat kami masuk tadi, bergegas kamerad-kameradewi mengambil senjata yang ada di kotak tadi sembari mengacungkan ke pintu masuk tapi di tahan oleh rxshadow, BadutPerjuangan membuka pintu dan kaget. Merah itu merah kawan aku terkaget dengan melihatnya tampak seorang bertubuh tanggun memakai baju kaos putih dengan bercak dara di sekitar perutnya, sembari turun dari mobil dan berguman tak jelas, kulihat matanya tampak tajam diikuti dengan goresan luka di mata kirinya, kepalanya diperban, tertatih dia berjalan lalu tiba-tiba jatuh.

"bbbboooonnnncccccooossss .........................................."


INI CERBUNG KU MANA CERBUNGMU

Fitzgerald.13



Selat Sunda, 9 November 2015

Salam Kiri Mentok


The Freak Generation

NB : Cerita Bersambung ini hanya fiktif, jika ada kesamaan nama dan tokoh itu biasa, tapi bila kesamaan wajah maka wajah anda pasaran

SELAMAT BUAT

Successfully transferred 50 item(s) to Ciolay.