Harga BBM Bersubsidi Harus Naik Secara Langsung Rp 2.000 Per Liter

Day 2,477, 03:23 Published in Indonesia Indonesia by 3 dimensi
Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono menyarankan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi mencapai Rp 2.000 per liter. Kurang dari itu, kenaikan BBM hanya akan memicu pergolakan di masyarakat tanpa membuahkan hasil.

"Ini sedang didiskusikan. Ada banyak variasi, tapi menurut saya kalau sudah naik ya jangan Rp 500 karena tidak ada pengaruhnya. Artinya, respon masyarakat antara Rp 500, Rp 1000, sampai Rp 2000 barangkali mungkin sama. Maka menurut saya, lebih baik Rp 2000. Karena itu akan memberikan napas baru atau ruang fiskal yang baru untuk APBN ini agar bisa disalurkan ke yang lain," ujarnya, Senin (1/9/2014).

Menurut dia, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah tidak lagi bisa ditawar. Hal ini pun harus sesegara mungkin dilakukan. Bila perlu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersedia menyesuaikan harga BBM bersubsidi September ini.

"Ada dua kemungkinan. Kalau SBY yang melakukannya, didampingi Pak Jokowi, saya kira bulan September ini yang paling baik karena pemerintah berakhir 20 Oktober," ujarnya.

Menurut Tony, kehadiran Presiden terpilih Joko Widodo mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut merupakan langkah untuk meredam resistensi dari masyarakat. Dia tidak menampik bahwa resistensi pasti ada. Hanya saja, Tony yakin bahwa masyarakat sudah dewasa dan melihat tingginya harga BBM lebih baik ketimbang ketiadaan BBM.