[Titipan] 1 Tahun dan Perpisahan

Day 1,260, 10:52 Published in Indonesia Indonesia by S T R A N G E R S
Day 1147 of the new world

Sebuah Permulaan..

Aku masih duduk terdiam dan memikirkan apa lagi yang akan kulakukan ditempat ini.

bayanganku kembali ke masa itu..

Akhyrul seseorang yang mendadak melahirkanku, entah dengan cara apa.. Dia bisa melawan segala kejelasan ilmu.
Aku yang terlahir tanpa tau siapa eIbuku, berputar-putar kesekeliling tempat...

Sampai aku di sebuah gedung.. Gedung itu sangat besar, cat putih bersih mengelilingi gedung dengan arsitektur modern dan minimalis itu. Aku mencoba melangkah kedalam. Begitu banyak manusia berkeliaran. Banyak sekali ruang, yang ada. Entah apa fungsi gedung ini. Kulihat sebuah sofa biru kosong tak berpenghuni. Aku duduk diatasnya, masih dengan kebingunganku akan apa yang dilakukan orang-orang di gedung ini.

Terlihat beberapa dari mereka berseragam, dengan nametag. Samar-samar terbaca tulisan "mentor" diatas saku kanan seragam mereka. Keenggananku untuk bertanya bertahan, diselingi kebisanan yang datang perlahan. Kulihat sebuah koran tergeltak begitu saja di lantai.

"ah.. daripada bosan"

Mulai kubaca lembar demi lembar koran itu, terpampang besar wajah Arya Gunawan yang ternyata adalah seorang presiden pada masa itu. Kubuka lagi lembar berikutnya, sampai pada sebuah lembar yang hanya terpampang gambar dan angka.. Kucermati lebih dalam, ternyata lembar itu menuliskan data statistik penghuni partai. Dengan jelas tertulis di lembar itu;

"Golongan Kaskus" partai terbesar, dengan anggota yang cukup banyak. Kututup koran itu, dan aku berjalan perlahan, mencari salah satu manusia berseragam itu. Akhirnya aku menemukan seseorang, dan tanpa basa basi, aku tanyakan dimana alamat kantor GOlongan Kaskus. Dengan detil ia menjelaskan dimana alamat dan jalan yang harus kulewati.

Kulangkahkan kaki melawan panas siang ini. Ternyata cukup jauh. Terhenti ku sejenak di sebuah warung kecil.

"Teh es satu mas.."

Lirihku menahan haus. Kuhisap perlahan paduan tembakau dan cengkeh ini, sembari beristirahat sejenak di sebuah warung yang entah kenapa tanpa nama, dan hanya memiliki gambar palu dan arit di atasnya. Saat kunikmati tetes demi tetes teh yang masuk ke dalam tenggorokan

"WOII MANA ANGGUR MERAH GW?!" gertak seorang pria bertumbuh kurus kering itu.

"i.ii...iiyaaa mas.. sebentar" hanya kata-kata itu yang mampu kudengarkan, ingin rasanya kusiramkan teh ini, tapi kuurungkan niatku setelah melihat apa yang dibawanya.. Sebuah beceng, dan semakin terdiam ketika aku tahu aku berada ditempat berisikan makhluk-makhluk bertampang bengis dengan seragam lusuh berwarna merah, bergambar sama dengan apa yang kulihat di atas warung ini. Kuperhatika sekeliling, hanya aku dan beberapa orang saja yang berpakaian biasa, yang laiinya seperti yang kusebutkan, dan ditambah beberapa pasukan bersenjata komplit dengan seragam bertuliskan Red Guirella. Tanpa pikir panjang kubayar teh es itu, dan melanjutkan langkah menuju kantor pusat Golongan Kaskus.

Sampaiku disebuah gedung bertembok biru, dengan sedikit goresan motif kuning diantaranya. Gedung ini hampir sama besar dengan gedung tadi, hanya saja lapangan mirip tempat outbond yang terhampar luas itu membuat gedung ini terlihat lebih kecil. Kulangkahkan kaki menyusuri tangga menuju pintu masuk ruangan gedung ini. Sebuah pintu dengan gagang emas yang indah. Masukku kedalam, dan tampak sebuah ruangan besar.

"mungkin ini lobby" gumamku pertama kali.

Sesosok pria bertubuh kekar lewar didepanku, dengan sedikit ketakutan, aku mencoba bertanya ini itu padanya.

"All-X"

perkenalan kamipun berlanjut bersamaan dengan dia membawaku masuk ke ruangannya. Kami berbicara banyak hal.Seiring berjalannya waktu, kurang lebih 2 minggu, aku mengenal banyak orang besar di Golongan Kaskus, yang sekarang lebih sering kusebut GOlkus. Mulai dari abuyassar, hingga seorang ardyjazz. Tapi anehnya sampai saat itu aku tetap enggan memakai seragam Golkus. Sampai suatu hari..

Aku masih berusaha berjalan mencari warung makan. Dengan sisa beberapa keping lembar IDR di kantongku, kulintasi sebuah warung kecil yang sepertinya ku kenal. yaa.. ternyata

warung yang sama yang pernah kudatangi dulu. Aku mencoba duduk dan memesan beberapa makanan. Saat kunikmati gigitan terakhir tempe yang kupesan, datang seseorang yang sepertinya pernah ku lihat. Seseorang berbaju merah, dengan tubuh kurus kering mendadak duduk disebelahku. Tanpa ada pembicaraan, kulanjutkan makanku, dan tiba-tiba orang asing itu membuka pembicaraan

"Punya korek??" nada bicaranya biasa saja, namun dipadu dengan tampang bengis yang tampak dipaksakan.

Ku rogoh saku kanan celana busukku, dan kuberikan sebuah korek dengan gambar Golkus. Ekspresi setengah kaget tampak dari pria aneh ini.

Orang Asing : "Kau golkus?"

Xeparat : "bukan, hanya sekedar peramai"

Orang Asing : "kenapa kau bergabung dengan mereka?"

Xeparat : "Tidak tau, karna anggota mereka banyak mungkin.."

Orang Asing : "HAHAHAHAHAHAHAH"

Tawa lepas sedikit melecehkan itu mebuatku sedikit terganggu. Kulahap sendokan terakhir makanan di hadapanku, dan bertanya padanya..

Xeparat : "kenapa kau tertawa?" tanyaku sedikit keheranan.

Orang Asing : "Tenang..tenang.. awak hanya menertawai pandangamu.." jawabnya
"Kau mau ini?" tambahnya sambil menjulurkan sebatang tembakau berbungkus kulit jagung.

Kuambil rokok klobot itu, melanjutkan obrolan pertukaran pikiran dengan orang yang akhirnya kuketahui bernama STRANGERS.
Obrolan kami berlanjut, sampai saat ia harus kembali ke kandangnya.

Strangers : "kau mau ikut?"

aku masih terdiam..

Strangers : "Sudahlah, mari ikut dengaku"

ditariknya tanganku sambil berteriak

"TAGIHAN ANAK INI MASUKAN KE YAYASAN!!"

Yayasan?? tanyaku dalam hati. aku masih bingung apa kegiatan yang dia lakukan. Strangers membawaku berjalan menuju sebuah gedung. Gedung lusuh dengan tembok bata merah, yang sepertinya sengaja tidak di warnai dengan bendera Palu arit di atas pintunya.

Strangers : "Mari masuk"

suasana berbeda kurasakan di gedung tua ini.. seram.. Banyak foto terpampang di atas tembok-tembok gedung ini, dengan nama di bawahnya, kulihat beberapa nama orang Pembunuh,

Boncos, Bujel, Nugeloblegug, Aufklarunx, dan beberapa nama lain. Gedung ini berbeda dengan gedung-gedung lainnya, tak ada sofa empuk, tak ada televisi, bahkan tak ada penjelasan apa nama tempat ini, yang ada hanya sebuah spanduk yang lusuh dengan kain warna merah bertuliskan "Sama rata Sama rasa" yang ditulis dengan cat putih yang sudah terlihat sedikit memudar. Beberapa botol minuman keras tergeletak tak beraturan, lubang-lubang bekas tembakan di tembok, sebuah papan pengumuman dengan sebuah tulisan "Nugeloblegug menghilang" yang ditulis dengan spidol merah. Hanya itu yang bisa kugambarkan, sisanya tak bisa didefinisikan, yang jelas penjara pun lebih terlihat mewah daripada ruangan pertama gedung ini.

Strangers si orang asing terus mengajakku menyusuri lorong demi lorong, hingga sampai ke sebuah pintu. diketuknya pintu itu, dan memanggil dengan perlahan;

Strangers : "nyang.. aku bawa calon kamerad"

Pintu terbuka tak lama kemudian, dan muncul sesosok pria berbadan tegap, yang mempersilahkan kami masuk.

"manyang" dia memperkenalkan diri, sambil menyuguhkan dua kaleng beer untuk kami.

Manyang : "Jadi ini kamerad baru kita strangers?"

Strangers : "iya manyang, awak titipkan dia padamu. Awak masi harus berjaga-jaga dari serangan pasukan musuh"

setelah mengucapkan kalimat itu, Strangers pergi keluar ruangan milik manyang itu, dan tak berapa lama terdengar derapan langkah beberapa orang berlarian. Sedikit membuatku bingung dengan aktifitas mereka, dan kebingungan itu mulai terjawab setelah Manyang memulai pembicaraan.

Manyang : "Jadi bagaimana kau bisa bertemu strangers?" Tanyanya.

Aku menceritakan kejadian awal ku bertemu strangers, dan obrolan kamipun semakin jauh mendalam, hingga aku memutuskan bergabung dengan mereka menjadi anggota Partai Komunis eIndonesia.

Setelah aku mengenakan seragam merah, aku melanjutkan perjuanganku dibawah naungan PKeI, partai yang saat itu beranggotakan para generasi muda, semangat-semangat baru yang dipimpin oleh para tetua-tetua bijaksana. Banyak hal kami lakukan bersama, hingga suatu saat, saat dimana masyarakat eNegara ini berbondong-bondong mengirimkan kertas pemilihan kepada eGod, untuk memilih siapa yang harus menjadi anggota congress di eNegara ini. Aku dan beberapa anggota muda PKeI mencoba berpartisipasi dalam pencalonan. Hari-hari menjelang pemilihan berbagai cara kami lakukan, mendatangi rumah masing-masing untuk memberikan poster kampanye, mengirim sms berantai yang berisi hadiah, mengadakan acara dangdutan di depan gedung merah, banyak hal kami lakukan untuk menghimpun suara. Namun yang terjadi sedikit mengagetkan kami, kurangnya jumlah voter membuat kami memutar otak, mencari cara agar semua dari kami masuk, dan menduduki kursi congress.

Ku mulai langkahku berjalan, sembari berpikir apa yang harus dilakukan. Sampai aku melihat gedung besar yang dulu sempat kumasuki "MENTORNUBI", aku bergegas masuk, dan melihat masih banyak orang baik yang berseragam mentor maupun para penghuni baru. Aku memutuskan memulai penghimpunan suara di tempat itu, anak-anak baru, mentor-mentor, hampir semua orang ku bujuk memilih calon-calon PKeI.


Banyak yang aku tlah lewati bersama dengan dunia iini..Politik, perpecahan, penghianatan, wanita, perebutan tahta, persahabatan, perang.. banyak hal.. tapi entah kenapa aku harus mengakhiri semuanya.

Kututup koper ini, Merayakan 1 Tahun Perjalananku bermain game ini dan akupun berjalan meninggalkan semuanya..

see you soon...



_____________________
Xeparat Terhormat