[TRM] Komunis Menjawab, Bukan Sebagai Pembelaan Diri (Bagian 2)

Day 1,824, 23:48 Published in Indonesia Indonesia by Revolusi Putra Makmur


HIDUP RAKJAT!
HIDUP KAUM PROLETAR!
VIVA LA COMMUNE!


Ada suatu pernyataan dari saya tentang pembuktian SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) ada atau tidak dalam arsip negara yang terkumpul di Perpustakaan Negara Indonesia. Pernyataan saya ini dibilang tidak ada bukti, dan asal bicara. Disini saya akan coba buktikan bahwa SUPERSEMAR adalah suatu kebohongan publik. Bicara Komunis, tidak main-main. Saya teriak karena saya yakin saya benar, Komunis tidak salah, dan saya punya bukti untuk itu tanpa harus melakukan berpikir logika yang tidak logis.

SUPERSEMAR adalah Surat Perintah Sebelas Maret yang katanya diberikan kepada Soeharto oleh Soekarno. Isinya masih dipertanyakan. Sebuah instruksi presiden saja, atau transfer authority dari Soekarno kepada Soeharto. Mengapa masih ada pertanyaan tentang isi dari SUPERSEMAR? Ini mengacu kepada beberapa versi SUPERSEMAR. Beberapa versi, artinya keasliannya masih dipertanyakan. Hingga saat ini beredar 3 versi SUPERSEMAR di masyarakat, yaitu:

1. Versi A tercantum dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 3 halaman 77, dalam versi ini ketikan naskah lebih rapi dan tanda tangan presiden Soekarno tidak ada garis kecil di belakangnya, padahal hal itu merupakan ciri khas tanda tangan presiden Soekarno.

2. Versi B juga tercantum dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka jilid 3 halaman 90. Dalam versi ini ketikan naskah tampak tidak rapi, namun tanda tangan presiden Soekarno sesuai aslinya.

3. Versi C adalah yang disampaikan oleh Jendral M. Yusuf (penerima naskah SUPERSEMAR) menurutnya naskah SUPERSEMAR terdiri dari 2 lembar.

Keberadaan tiga versi naskah ini mendatangakan serangkaian pertanyaan, mengapa terjadi seperti itu dan apa alasan harus ada naskah yang dipalsukan, apalagi pihak-pihak yang pro-Soeharto sebagian besar enggan menanggapinya, bahkan Soedharmono (mantan wapres) mengatakan bahwa peringkasan naskah SUPERSEMAR bertujuan untuk efisiensi (berarti tanda tangan presiden Soekarno tidak asli).

Polemik seputar naskah SUPERSEMAR jika ditelusuri secara lebih mendalam justru bukan pada berapa lembar jumlah naskahnya, namun adakah bagian-bagian yang sengaja dihilangkan untuk kepentingan tertentu. Namun yang jelas dengan SUPERSEMAR ini Letjen Soeharto mampu mengambil hati rakyat melalui serangkaian langkah politiknya antara lain:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Penangkapan 15 menteri Kabinet Dwikora yang terindikasi terlibat dengan PKI, temasuk di dalamnya Soebandrio (Waperdam 1) an Chairul Saleh (Waperdam III sekaligus ketua MPRS)

Dari kaca mata berbeda, langkah Letjen Soeharto dinilai sebagai langkah yang kebablasan artinya diluar batas kewenangannya. Karena secara jelas langkah ini menggerogoti kebijakan presiden Soekarno sekaligus mendemisonerkan kabinet Dwikora. Namun mau apa lagi jika rakyat dan mahasiswa saat itu menyambut dengan gembira langkah tersebut. Di sisi lain, posisi presiden Soekarno semakin terpojok di mata mahasiswa dan rakyat. Sehingga secara tidak langsung sebagian kalangan menganggap SUPERSEMAR sebagai proses transfer authority (pemindahan wewenang eksekutif terbatas), atau dengan kata lain bentuk kudeta secara halus.

Dalam salah satu biografinya Soeharto pernah menyinggung tentang SUPERSEMAR secara sedikit terperinci. Dalam penjelasannya terdapat 2 pasal dalam SUPERSEMAR yang juga harus dilakukan yaitu:
1. Harus mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan panglima-panglima angkatan lain dengan sebaik-baiknya
2. Melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan tugas dan tanggung jawab itu

Namun tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Letjen Soeharto justru
bertentangan dengan itu, antara lain:

1. Tidak berkoordinasi dengan panglima-panglima angkatan lain dalam membuat surat keputusan pembubaran PKI
2. Tidak melaporkan pada presiden Soekarno mengenai langkah-langkah politik yang diambilnya
3. Menahan dan menjebloskan semua pejabat negara yang loyal pada presiden Soekarno ke dalam penjara (Ada apa dengan ini?)

Jika hal ini yang terjadi maka bukan hal yang salah jika sebagian kalangan menilai Letjen Soeharto menyalahgunakan SUPERSEMAR untuk kepentingan politiknya. Dan rasa penasaran tentang naskah asli SUPERSEMAR pun makin berkembang luas. Tanda tanya besarpun muncul dengan adanya satu informasi yang mengatakan pada halaman dua terdapat sebuah kalimat yang berbunyi "Setelah keadaan terkendali SUPERSEMAR kembali kepada presiden Soekarno". Hal ini pernah ditanyakan pada Soebandrio, dan Soebandrio mengiyakan kandungan kalimat tersebut.

Dari serangkaian fakta tersebut maka muncul anggapan bahwa Letjen Soeharto dan kawan-kawannya adalah dalang di belakang keluarnya SUPERSEMAR. Tuduhan ini didasarkan pada beberap langkah Letjen Soeharto pada saat itu, yaitu:
1. Langkah pembubaran PKI
2. Membersihkan kabinet dari unsur-unsur Soekarno
3. Meningkatkan status SUPERSEMAR sebagai Ketetapan MPRS sehingga mempunyai kekuatan hukum yang kuat
4. Menempatkan Jendral AH Nasution sebagai Ketua MPRS menggusur kedudukan Wilujo Puspojudo yang merupakan pendukung setia presiden Soekarno

Fakta-fakta inilah yang terungkap, sehingga saya berani menantang untuk pembuktian SUPERSEMAR yang asli. Kebenaran akan SUPERSEMAR hanya dapat terungkap jika telah muncul kesadaran dari pihak-pihak tertentu untuk meluruskan sejarah bangsa ini.

Artinya, logika yang diberikan oleh penulis lain tentang pernyataan saya adalah suatu kedangkalan ilmu dan suatu judgement yang salah dari seorang penulis kepada penulis lain.
Cerdaslah dalam berpikir. Jangan TERIAK sebelum CERDAS!

Salam RAKJAT!
VIVA LA COMMUNE!

@MoradaAudra